“Indonesia Tidak untuk Diperjualbelikan”

August 27, 2009 at | In Uncategorized | No Comments
“Indonesia Tidak untuk Diperjualbelikan”

VIVAnews – Terungkapnya penjualan sejumlah pulau di Indonesia memancing reaksi keras sejumlah pihak. Anggota Komisi Pertahanan Negara, Tjahjo Kumolo, meminta penjualan pulau tersebut harus segera dibatalkan.

“Apapun alasannya, tidak boleh ada sejengkal pun tanah di republik ini yang diperjualbelikan,” tegas Tjahjo dalam pesan yang diterima oleh VIVAnews, Rabu 26 Agustus 2009.

Dalam situs privateislandsonline.com yang melayani jual beli pulau-pulau di berbagai belahan dunia, tercantum nama tiga pulau Indonesia yang terdaftar akan dijual, yaitu Pulau Macaroni, Pulau Siloinak, dan Pulau Kandui. Ketiganya terdata di bawah judul ‘Islands for Sale in Indonesia’. Ketiga pulau tersebut masuk dalam gugusan Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat.

Pulau Macaroni seluas 15 hektar ditawarkan dengan harga 4 juta Dollar AS, Pulau Siloinak seluas 24 hektar ditawarkan dengan harga 1,6 juta Dollar AS, dan Pulau Kandui seluas 26 hektar ditawarkan dengan harga 8 juta Dollar AS.

Ketiga pulau tersebut dipromosikan sebagai destinasi surfing (selancar) terkenal karena ombaknya yang terbaik di dunia.  Keindahan ketiga pulau itu juga disebut sebagai kombinasi terbaik bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan bisnis sekaligus menikmati gaya hidup dalam satu waktu.

Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi, sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan izin penjualan pulau-pulau tersebut. “Bagaimana bisa dijual?  Saya saja tidak pernah mengizinkan,” ujar Gamawan. Ia menjelaskan lebih lanjut, tidak benar terdapat penjualan tiga pulau di gugusan Mentawai.

Menurut informasi yang ia peroleh dari Pemerintah Kabupaten Mentawai, pengelola Pulau Macaroni dan Kandui hanya menjual tempat peristirahatan yang ada di pulau tersebut, bukan menjual pulaunya. Ketika dilihat lebih rinci, penawaran di privateislandsonline.com memang secara spesifik menyebutkan penjualan Macaroni’s Island Resort dan Kandui Island Resort.

Bagaimanapun, Gamawan mengakui bahwa Pulau Siloinak memang dalam tahap ditawarkan. “Tapi tentu tidak semudah itu, karena banyak aturan yang harus dilalui,” tuturnya buru-buru menambahkan. Ia kembali menegaskan, secara hukum dirinya tidak pernah mengizinkan penjualan pulau karena hal tersebut bertentangan dengan Undang Undang.

“Kalau benar ada iklan penjualan pulau Indonesia, maka Komisi I akan menentangnya dan meminta penjualan tersebut dibatalkan,” kata Tjahjo yang juga merupakan Ketua Fraksi PDIP. Tjahjo menekankan, siapapun pihak yang telah membuat iklan penjualan pulau-pulau tersebut, akan mengalami tentangan keras dari DPR. Tjahjo menegaskan, apapun bentuk iklan tersebut, wilayah kesatuan Republik Indonesia jelas tidak untuk diperjualbelikan kepada pihak asing.

Situs privateislandsonline.com sendiri menyebut Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari lebih dari 18.000 pulau. Disebutkan pula bahwa Indonesia menyediakan pulau-pulau untuk disewakan. “Sangat sedikit properti di Asia yang tersedia bagi pihak asing, tapi tempat seperti Indonesia menyediakan penyewaan tanah,” demikian tulis situs tersebut.

‘Wajah’ Mbah Surip Laku Rp25 Juta

August 7, 2009 at | In Uncategorized | No Comments

Sahabat dekat Mbah Surip, Cubung Warso Putro, mengaku pernah melukis wajah penyanyi beraliran reggae itu dan menjualnya seharga Rp25 juta pada tahun 2007 silam.

Cubung Warso Putro di Jakarta, Kamis (06/08), mengungkapkan, lukisan tersebut diberi judul Beauty and the Beast. Lukisan itu sendiri dibuatnya tahun 2007 pada saat pelaksanaan Jambore Seni Rupa Nasional ke-12.

“Saya dulu melukis Mbah Surip berdampingan dengan Elsa Sigar, anak dari penyanyi balada Ully Sigar Rusadi. Saat itu memang Elsa dan ibunya sedang mengunjungi Pasar Seni Ancol, di mana keduanya merupakan teman dekat Mbah Surip,” kenang Cubung.

Akhirnya Elsa dan Mbah Surip dilukis wajahnya setengah badan. Dan lukisan itu dijual saat acara Jambore Seni Rupa Nasional ke-12 yang diselenggarakan di Pasar Seni Ancol.

“Tidak disangka, wajah unik Mbah Surip tersebut laku dijual oleh seorang kolektor. Saya tidak tahu siapa yang beli saat itu,” kata Cubung.

Sementara itu, pada acara Jambore Seni Rupa Nasional ke-14 yang akan diselenggarakan pada Jumat (7/8) mendatang, para pelukis yang dekat dan pernah melukis Mbah Surip, rencananya akan memamerkan lukisan Mbah Surip tersebut.

“Saya juga masih menyimpan lukisan wajah Mbah Surip tahun 2007. Namun lukisan tersebut tidak untuk dijual,” ujar Cubung. Alasannya, lukisan tersebut adalah buah karya kolaborasi antara Cubung dengan rekannya, Sudaryono, yang sudah meninggal dua tahun lalu.

“Saya saat itu melukis dengan Mas Daryono, yang ketika itu sedang kritis menderita penyakit kanker tulang,” ungkap pelukis aliran surealisme tersebut.

Lukisan kolaborasi keduanya, menceritakan tentang, Umboro Karno dari pewayangan yang mana Mbah Surip dalam lukisan itu menggambarkan raksasa yang baik hati. Sedangkan Sudaryono yang merupakan pelukis beraliran impressionis, menggambar seorang wanita cantik yang ditolong oleh raksasa yang baik hati itu.

Cubung mengatakan, sejumlah teman seniman pelukis pun pernah melukis wajah Mbah Surip. Namun para seniman memberikan hasil karyanya kepada Mbah Surip.

Menurut dia, semua lukisan yang mengambil model Mbah Surip, diserahkan kepada penyanyi dan pencipta lagu fenomenal Tak Gendong tersebut yang telah meninggal dunia beberapa hari lalu itu.

“Mungkin di rumah Mbah Surip di Kampung Artis, banyak lukisan wajah Mbah Surip yang disimpan di sana, sebab setiap selesai melukis, para seniman memberikannya kepada Mbah Surip dan dibawa pulang,” terang Cubung, yang mengaku mengenal Mbah Surip sekitar 20 tahun itu.

Selain Cubung, A Ad Sugiarto, juga melukis Mbah Surip saat sedang bermain gitar. Dalam lukisannya yang dibuat tahun 2005 itu, Mbah Surip sedang mengiringi para tamu pesta yang sedang merayakan ulang tahun Cubung.

“Saya melukis berdasarkan apa yang saya lihat. Saat itu, di pasar Seni Ancol, para seniman sedang merayakan ulang tahun Cubung. Di sana Mbah Surip bernyanyi dengan gitarnya, dan diabadikan dengan lukisan suasana pesta tersebut,” terang Sugiarto.

Namun saat ditanyai, apakah lukisan tersebut akan dijual. Sugiarto mengatakan, tidak akan menjualnya sebab kenangan dirinya dengan Mbah Surip sangatlah kental.

“Saya ini punya memori dengan Mbah Surip. Setiap kali pulang dari pasar Seni Ancol, pulangnya selalu bersama dengan Mbah Surip,” kenangnya.

Banyaknya seniman yang melukis Mbah Surip, sebab penyanyi beraliran reggae itu sudah menjadi ikon dan maskot para pelukis di Pasar Seni Ancol.

Di acara Jambore nanti lukisan-lukisan dengan model Mbah Surip tersebut akan ditampilkan. Para seniman sahabat Mbah Surip pun sangat kehilangan tawa dan canda Mbah Surip setiap acara Jambore yang selalu kedatangan Mbah Surip.

“Biasanya setiap datang dan bertemu pelukis, Mbah Surip selalu mengatakan ‘I love you full’,” terang Sugiarto. (kpl/npy)

Powered by WordPress with Pool theme design by Borja Fernandez.
Entries and comments feeds. Valid XHTML and CSS. ^Top^